MAKALAH FIIL AMR
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita kaum muslim
memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an. Setiap orang muslim yang
bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada
jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan
Hadist.
Oleh karena itu,
menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang akan
memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain.
Di dalam behasa arab
sendiri terdapat kata kerja atau kata perintah, di dalam Ilmu nahwu sendiri
kata kerja atau perintah ini disebut dengan Fi’il Amar. Maklah ini akan
mengupas tentang apa itu Fi’il Amar dan bagaimana kaidah-kaidahnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini memiliki
beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa itu fi’il Amar?
1. Apa itu fi’il Amar?
2. Bagaimana cara
membentuk fi’il Amar?
3. Apa ciri-ciri
fi’il Amar?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujan dari penulisan
Makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui apa itu fi’il Amar
2. Untuk
mengetahui kaidah-kaidah dan penerapannya
3. Bisa
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian فِعِلْ الأَمَرْ
فِعِل الأَمَرْ adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ – أَنْتَ ( kamu berdua lk/pr, kamu sekalian lk, kamu sekalian pr, kamu lk, kamu pr) 1
فِعِل الأَمَرْ adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ – أَنْتَ ( kamu berdua lk/pr, kamu sekalian lk, kamu sekalian pr, kamu lk, kamu pr) 1
B. Cara
membuat فِعِلْ الأَمَرْ
1. TSULA TSIY MUJARROD
Cara membuat فِعِلْ الأَمَرْ bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Ya’ mudhori’ dibuang. Bila setelah dibuag ya’nya, hurf pertamanya sukun, maka harus ditambah hamzah washol didepannya. Harokatnya: bila huruf kedua sebelum akhir dlomah, maka harokatnya dlomah.bila huruf kedua sebelum akhirnya fathah atau kasroh maka harokatnya: kasroh (hamzah washol itu, bila ditegah kalimat, maka tidak terbaca)
Contoh:
فَكْتُبْ - أُكْتُبْ - يَكْتُبُ = Tulislah
b) Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup (dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya tanpa ada tambahan.
Contoh :
يَقُوْلُ – قُلُ = Katakanlah
c) Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.
1. TSULA TSIY MUJARROD
Cara membuat فِعِلْ الأَمَرْ bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Ya’ mudhori’ dibuang. Bila setelah dibuag ya’nya, hurf pertamanya sukun, maka harus ditambah hamzah washol didepannya. Harokatnya: bila huruf kedua sebelum akhir dlomah, maka harokatnya dlomah.bila huruf kedua sebelum akhirnya fathah atau kasroh maka harokatnya: kasroh (hamzah washol itu, bila ditegah kalimat, maka tidak terbaca)
Contoh:
فَكْتُبْ - أُكْتُبْ - يَكْتُبُ = Tulislah
b) Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup (dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya tanpa ada tambahan.
Contoh :
يَقُوْلُ – قُلُ = Katakanlah
c) Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.
Contoh
:
يَأكُلُ – اُأْكُلْ – اَوْكُلْ = Makanlah
2. TSULA TSIY MAZID DAN RUBA’IY
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya. Contoh masing-masing wazan:
يَأكُلُ – اُأْكُلْ – اَوْكُلْ = Makanlah
2. TSULA TSIY MAZID DAN RUBA’IY
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya. Contoh masing-masing wazan:
a)
Wazan af’ala اَفْعَلَ-
يُفْعِلُ
- اَفْعِلْ
اَرْسَلَ – يُرْسِلُ – اَرْسِلْ = Kirimlah
b) Wazan fa’ala فَعِّلْ فَعَلَ – يُفْعِّلُ –
عَلَّمَ – يُعَلِّمُ - عَلِّمْ = Ajarkanlah
c) Wazan fa- ‘ala فَاعَلَ – يُفَاعِلُ – فَاعِلْ
قَاتَلَ – يُقَاتِلُ – قَاتِلْ = Perangilah
d) Wazan tafa-‘ala تَفَاعَلَ – يَتَفَاعَلُ – تَفَاعَلْ
تَعَاوَنَ – يَتَعَاوَنُ – تَعَاوَنْ = bertolong- tolonglah
اَرْسَلَ – يُرْسِلُ – اَرْسِلْ = Kirimlah
b) Wazan fa’ala فَعِّلْ فَعَلَ – يُفْعِّلُ –
عَلَّمَ – يُعَلِّمُ - عَلِّمْ = Ajarkanlah
c) Wazan fa- ‘ala فَاعَلَ – يُفَاعِلُ – فَاعِلْ
قَاتَلَ – يُقَاتِلُ – قَاتِلْ = Perangilah
d) Wazan tafa-‘ala تَفَاعَلَ – يَتَفَاعَلُ – تَفَاعَلْ
تَعَاوَنَ – يَتَعَاوَنُ – تَعَاوَنْ = bertolong- tolonglah
e)
Wazan tafa’ala تَفَعَّلَ
– يَتَفَّلُ
– تَفَعَّلْ
تَعَلَّمْ – يَتَعَلَّمُ - تَعَلَّمْ = Belajarlah
f) Wazan ifta’ala اِفْتَعَلَ – يَفْتَعِلُ – اِفْتِعَلْ
اِغْتَسَلَ – يَغْتَسِلُ – اِغْتَسِلْ = Mandilah
g) Wazan infa’ala اِنْفَعَلَ – يَنْفَعِلُ – اِنْفَعِلْ
اِنْفَـتَحَ – يَنْفَتِحُ – اِنْفَتِحْ = Terbukalah
h) Wazan Istaf’ala اِسْتَفْعَلَ – يَسْتَفْعِلُ – اِسْتَفْعِلْ
اِسْتَغْفَرَ – يَسْتَغْفِرُ – اِسْتِغْفَرْ = Mohon Ampunlah
(ke delapan wazan diatas merupakan wazan yang sering dipakai)2
C. Contoh
Fa'il
Fi'il Amar
Tarjamah
أَنْتَ
اِفْعَلْ
= (engkau -lk) kerjakanlah!
أَنْتِ
اِفْعَلِيْ
= (engkau -pr) kerjakanlah!
أَنْتُمَا
اِفْعَلاَ
= (kamu berdua) kerjakanlah!
أَنْتُمْ
اِفْعَلُوْا
= (kalian -lk) kerjakanlah!
أَنْتُنَّ
اِفْعَلْنَ
= (kalian -pr) kerjakanlah!
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ
= bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ
= bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا
= bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ
= dirikanlah shalatmu (lk)
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ
= dirikanlah shalatmu (pr)
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا
= dirikanlah shalat kamu berdua
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ
= dirikanlah shalat kalian (lk)
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ
= dirikanlah shalat kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
+
أَقِمْ
=
أَقِمِ الصَّلاَةَ
(=shalat)
(=dirikanlah)
(=dirikanlah shalat)
D. Ciri – Ciri Fi’il Amar
1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.
a. Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh:
كَتَبَ – يَكْتُبُ – اُكْتُبْ
قَرَأَ – يَقْرَأُ - اِقْرَأْ
جَلَسَ – يَجْلِسُ – اِجْلَسْ
b. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
دَعَا – يَدْعُوْ – اُدْعُ
رَأَى – يَرَى – رَ
فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّ
c. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:
ظَنَّ – يَظُنُّ – ظُنُّ
مَسَّ – يَمَسَّ – مَسَّ
فَرَّ – يَفِرُّ - فِرُّ
2. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu.
Contoh:
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar اِجْتَهِدَنَّ فىِ الْمَطَالَعَةِ
Sungguh, diamlah kamu semua!3 اُسْكُتُنَّ
3. Hendaklah menunjukan permintaan.
4. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
5. Mengikuti wazan yang digunakan
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari:
أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .
تَعَلَّمْ – يَتَعَلَّمُ - تَعَلَّمْ = Belajarlah
f) Wazan ifta’ala اِفْتَعَلَ – يَفْتَعِلُ – اِفْتِعَلْ
اِغْتَسَلَ – يَغْتَسِلُ – اِغْتَسِلْ = Mandilah
g) Wazan infa’ala اِنْفَعَلَ – يَنْفَعِلُ – اِنْفَعِلْ
اِنْفَـتَحَ – يَنْفَتِحُ – اِنْفَتِحْ = Terbukalah
h) Wazan Istaf’ala اِسْتَفْعَلَ – يَسْتَفْعِلُ – اِسْتَفْعِلْ
اِسْتَغْفَرَ – يَسْتَغْفِرُ – اِسْتِغْفَرْ = Mohon Ampunlah
(ke delapan wazan diatas merupakan wazan yang sering dipakai)2
C. Contoh
Fa'il
Fi'il Amar
Tarjamah
أَنْتَ
اِفْعَلْ
= (engkau -lk) kerjakanlah!
أَنْتِ
اِفْعَلِيْ
= (engkau -pr) kerjakanlah!
أَنْتُمَا
اِفْعَلاَ
= (kamu berdua) kerjakanlah!
أَنْتُمْ
اِفْعَلُوْا
= (kalian -lk) kerjakanlah!
أَنْتُنَّ
اِفْعَلْنَ
= (kalian -pr) kerjakanlah!
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ
= bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ
= bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا
= bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ
= dirikanlah shalatmu (lk)
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ
= dirikanlah shalatmu (pr)
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا
= dirikanlah shalat kamu berdua
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ
= dirikanlah shalat kalian (lk)
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ
= dirikanlah shalat kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
+
أَقِمْ
=
أَقِمِ الصَّلاَةَ
(=shalat)
(=dirikanlah)
(=dirikanlah shalat)
D. Ciri – Ciri Fi’il Amar
1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.
a. Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh:
كَتَبَ – يَكْتُبُ – اُكْتُبْ
قَرَأَ – يَقْرَأُ - اِقْرَأْ
جَلَسَ – يَجْلِسُ – اِجْلَسْ
b. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
دَعَا – يَدْعُوْ – اُدْعُ
رَأَى – يَرَى – رَ
فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّ
c. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:
ظَنَّ – يَظُنُّ – ظُنُّ
مَسَّ – يَمَسَّ – مَسَّ
فَرَّ – يَفِرُّ - فِرُّ
2. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu.
Contoh:
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar اِجْتَهِدَنَّ فىِ الْمَطَالَعَةِ
Sungguh, diamlah kamu semua!3 اُسْكُتُنَّ
3. Hendaklah menunjukan permintaan.
4. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
5. Mengikuti wazan yang digunakan
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari:
أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .
Fa'il
|
Fi'il
Amar
|
Tarjamah
|
أَنْتَ
|
اِفْعَلْ
|
=
(engkau -lk) kerjakanlah!
|
أَنْتِ
|
اِفْعَلِيْ
|
=
(engkau -pr) kerjakanlah!
|
أَنْتُمَا
|
اِفْعَلاَ
|
=
(kamu berdua) kerjakanlah!
|
أَنْتُمْ
|
اِفْعَلُوْا
|
=
(kalian -lk) kerjakanlah!
|
أَنْتُنَّ
|
اِفْعَلْنَ
|
=
(kalian -pr) kerjakanlah!
|
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ
لآِخِرَتِكَ
|
= bekerjalah
untuk akhiratmu (lk)
|
اِعْمَلِيْ
لآِخِرَتِكِ
|
= bekerjalah
untuk akhiratmu (pr)
|
اِعْمَلاَ
لآِخِرَتِكُمَا
|
= bekerjalah
untuk akhirat kamu berdua
|
اِعْمَلُوْا
لآِخِرَتِكُمْ
|
= bekerjalah
untuk akhirat kalian (lk)
|
اِعْمَلْنَ
لآِخِرَتِكُنَّ
|
= bekerjalah
untuk akhirat kalian (pr)
|
Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ
صَلاَتَكَ
|
=
dirikanlah shalatmu (lk)
|
أَقِمِيْ
صَلاَتَكِ
|
=
dirikanlah shalatmu (pr)
|
أَقِمَا
صَلاَتَكُمَا
|
=
dirikanlah shalat kamu berdua
|
أَقِيْمُوْا
صَلاَتَكُمْ
|
=
dirikanlah shalat kalian (lk)
|
أَقِمْنَ
صَلاَتَكُنَّ
|
=
dirikanlah shalat kalian (pr)
|
Dari
fi'il كَبَّرَ (=membesarkan)
menjadi Fi'il Amar:
كَبِّرْ
رَبَّكَ
|
=
besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)
|
كَبِّرِيْ
رَبَّكِ
|
=
besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)
|
كَبِّرَا
رَبَّكُمَا
|
=
besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua
|
كَبِّرُوْا
رَبَّكُمْ
|
=
besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)
|
كَبِّرْنَ
رَبَّكُنَّ
|
=
besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)
|
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
|
+
|
أَقِمْ
|
=
|
أَقِمِ
الصَّلاَةَ
|
|
(=shalat)
|
(=dirikanlah)
|
(=dirikanlah
shalat)
|
1. Ada berbagai macam cara untuk membentuk kata kerja.
yaitu seperti yang dijelaskan pada kitab ini: dibentuk dari fi’il mudhari dengan kata ganti orang kedua dengan menghilangkan huruf ta diganti dengan alif, lalu huruf terakhir di sukunkan.
Contoh: taktubu
menjadi uktub
Ada lagi cara yaitu
dibentuk dari fi’il mudhari dengan kata ganti orang ketiga (pria), dengan
mengganti huruf ya dengan alif dan mensukunkan huruf terakhir, contoh:
Yajlisu
menjadi ijlis ( يَجْلِسُ menjadi اِجْلِسْ )
2. Jika kata perintah didahului oleh kata lain, hamzah dihilangkan dalam
pengucapan. ( tetap ada jika dalam penulisan )
Contoh:
يا أحمد اكتب
= Yaa Ahmaduk tub = Wahai Ahmad tulislah !
اكتب و اقرأ
= uktub waq ra’ = Tulislah dan bacalah!
3. Tidak semua kata kerja berpola seperti di atas, ada juga kata kerja yang
tidak beraturan seperti makan. Contoh:
Ya’kul
menjadi kul = يَأْكُلُ menjadi كُلْ
4. Jika kata kerja diikuti oleh alif lam ( hamzatul wasl ), maka kata kerja
mempunyai huruf akhir yang berakhiran kasrah ( i ). Contoh:
Buka lah pintu itu !
= Iftahil baaba = افتح الباب
Catatan untuk kata yaftahu, kata
kerjanya menjadi iftah (huruf pertama kasrah, karena huruf ta itu fathah)
5. Lihat
gambar di bawah, untuk orang ketiga tunggal ( pria ) kata kerja untuk pergi
adalah idzhab. Sedangkan untuk jamak ( pria ) adalah idzhabuu. Untuk orang
ketiga tunggal (wanita) adalah idzhabii , sedangkan jamak wanita adalah
idzhabna.
6. Lihatlah gambar dua yang saya tandai
kotak warna biru. Lokasinya pada tanda terakhir. Pada pelajaran ini,
diterangkan bahwa selain berarti maka, fa (ف ) juga dapat mempunyai arti karena.
Contohnya pada kalimat yang di tandai kotak biru. Kalimat itu “ iftahin
nawaafidza yaa ‘Abdallah fa innal ghurfata muzhlimatun wal jawwa haarun”
mempunyai arti : Buka lah jendela jendela itu wahai Abdullah karena ruangan ini
gelap dan cuacanya panas.
Kosa kata baru
Sepatu (حذاء
) , kalajengking (عقرب ) , asing (غريب
) , mengantuk (نعسان
) , gelap (مظلم ) , menyapu (كنس يكنس ) , memandang (نظر ينظر
) , diam (سكت يسكت ) , mengumpulkan ( جمع يجمع ) ,
memasak (طبخ يطبخ ) , memotong (قطع يقطع ) , mencukur ( حلق يحلق ) ,
beribadah (عبد يعبد ) , mengetahui ( علم يعلم ) , mencegah ( منع يمنع ) , kembali ( عاد يعود )
BAB III
KESIMPULAN
Fi’il amar adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Pelaku fi’il amar yaitu dhomir mukhatab yaitu
اَنْتَ = اِفْعَلْ
اَنْت = اِفْعَلِيْ
اَنْتُمَا = اِفْعَلاَ
اَنْتُنَّ = اِفْعَلُوْا
اَنْتُمْ = اِفْعَلْنَ
Cara membuat Fi’il Amar ada 3 cara, yaitu:
1. Tsula tsiy mujarrod
Cara membuat فِعِلْ الأَمَرْ bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ya’ mudhori’ dibuang.
b. Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup (dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya tanpa ada tambahan.
c. Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.
2. Tsula tsiy mazid dan ruba’iy
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad, Abubakar,1982, Tata Bahasa bahasa Arab Surabaya: Al-ikhlas
http://www.freewebs.com/arabindo/w13.htm
Anwar, Moch, 1992. Ilmu Nahwu. Bandung : Sinar Baru Algensindo
KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem Hidrolik” tepat pada waktunya.
Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabat dan semoga kita tetap menjadi pengikutnya
hingga akhir zaman.
Dalam
kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :Semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan penulisan Makalah
selanjutnya.
Akhirnya
kami berharap semoga Makalah ini berguna khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.
Lemahabang, Juni 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar
Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FI’IL AMR ............................................................................... 3
B. Cara
membuat فِعِلْ الأَمَرْ.......................................................................................... 3
C.
Contoh فِعِلْ الأَمَرْ........................................................................................................... 6
D.
Ciri – Ciri Fi’il Amar.............................................................................................. 9
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... ..... 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 19
Alhamdulillah dan bershukur kepada Allah yang memberi kepada hambanya yang mmpelajari bahasa arab ini sangat penting sebagai orang beriman pada kitab allah alquran yang mulia,
ReplyDelete