Makalah Citraan dan Unsur Intrinsik Citraan dalam Puisi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat kepada kita sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengertian Citraan dan Unsur Intrinsik Citraan dalam Puisi”.
Sholawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju alam yang terang benerang, seperti yang saat ini kita rasakan.
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditugaskan oleh guru mata pelajaran kami yaitu Dra. Sciene Ferientina. Selain itu makalah ini juga ditunjukan untuk para pembaca yang ingin jauh mengetahui tentang “Pengertian Citraan dan Unsur Intrinsik Citraan dalam Puisi”.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih pada semua yang telah membantu pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat dibaca dan dipahami seperti sekarang ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Terimakasih semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Cirebon, Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
BAB II SASTRA MELAYUN KLASIK
2.1 Pengertian Puisi 2
2.2 Unsur Intrinsik Puisi 2
2.3 Definisi Citraan 2
2.4 Macam-macam Citraan 3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orang yan gbelum mengetahui tentang citraanm maka dari itu kami membuat makalah ini sebagai pengetahuan dan penjelasan apa itu citraan. Dalamkehidipan sehari-hari citraan itu sangat dibutuhkan untuk membuat suatu karya sastra, karena citraan merupakan unsure intrinsic dalam puisi.
Pembahasan mengenai citraan akan kami kaji dalam sebuah makalah inni, semoga para pembaca dapat mmahami isi kandungan dari makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud puisi?
Apa saja unsur intrinsik puisi
Apa yang dimaksud citraan?
Apa saja macam-macam citraan itu?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memberikan pengetahuan dan mpemahaman kepada yang belum mengetahui tentang citraan maupun sudah. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puisi
Puisi sebenarnya adalah salah satu hasil karya seseorang yang menciptakan duniana tersendiri. Ia menciptakan dengan penuh perenungan dan ekpresi hati paling dalam, oleh sebab itu sebuah puisi yang lahir dari tangan penyair atau Anda sendiri adalah curahan hati yang menggambarkan suasana batin.
2.2 Unsur Intrinsik Puisi
1. Diksi
Diksi adalah pemilihankata untuk mengungkapkan gagasan kata-kata dipilih, dicermati, dan dibuat sepadat dan selektif mungkin sehingga menghasilkan imajinasi dari suasana tertentu yang ingin diciptakan
2. Pengimajian
Pengimajian dalah usaha pengaturan atau penyusun jkata sehingga mekna yang abstrak menjadi jelas dan dapat mengungkapkan makna imajinasi.
3. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
4. Bahasa Figruratif (majas)
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengrasan. Majas digunakan penyair agar terhindar dari keterbatasan kata-kata denotative.
5. Rima Dan Ritma
Rima adalah pengulangan buni. Pengulangan bunyi ini saling berdekatan sehingga menimbulkan keindahan bunyi. Bunyi yang berirama harus ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Disamping rima, dikenal juga istilah ritma yakni pengulangan bunyi dari kata, frasa atau kalimat
2.3 Definisi Citraan
a. Citraan Dalam Puisi
citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Setiap gambar pikiran disebut citra atau maji (Image). Adapun gambar pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai, yang dihasilkan oleh penamngkapan kata terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (penglihatan). Jika dilihat pungsinya, citraan atau pengimajian lebih cenderung erfungsi untuk meningkatkan kembali apa yang telah dirasakan.
Dengan demikian citraan tidak membuat kesan baru dalam pikiran, kita akan kesulitan menggambarkan objek atau sesuatu yang disampaikan dalam puisi jika kita belumpernah sama sekali mengalami atau mengetahuinya. Oleh karena itu kita akan mudah memahami puisi jika memiliki simpanan imaji-imaji yang diperoleh dari pengalamannya.
2.4 Macam-macam Citraan
a. Citraan Penglihatan
Ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata) citraan ini merupakan yang paling sering digunakan penyair, citraan penglihataan mampu member rangsangan kepada indra penglihatan, sehingga hal-hal yan gtidak terlihat seolah-olah dapat dilihat.
Contoh citraan penglihataan dapat dilihat dari puisi berikut:
Perahu Kertas
Wktu masih kanak-kanak kau membuat
Perahu Kertas
Dan aku layarkan di tepi kali, alirannya sangat tenang,
Dan perahu bergoyang menuju lautan
Karya : Sapardi Djoko, Damono
Sumber Perahu Kertas, 1991
b. Citraan Pendengaran
berhubungan dengan kesandan gambaran yan gdiperoleh melalui indra pendengaran (telinga)
citraan ini dapat dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi bunyi, terbang, dendang, suara mengiang, berdentum-dentum, dan sayap-sayap.
Contoh citran pendengaran dalam puisi berikut:
Penerbangan Terakhir
Maka menangislah ruh bunyi itu keras-keras
Kedua tangan yang alit itu seperti kejang-kejang
Kakinya pun menerjang-nerjang
Suaranya melengkung lalu mengihba-hiba
Karya : Taufik Ismail
Sumber Horison Indonesia 1 : Kitab Puisi 2002
c. Citraan Peradaban
Citraan peradaban atau citraan taktual adalah citraan yang dapat dirsakan indra peraba (kulit) pada saat membaca atau mendengarkan larik-larik puisi.
Kita dapat menemukan diksi yang menyebabkan kita merasakan rasa nyeri, dingin, atau panas, karena perubahan suhu udara.
Berikut contoh citraan peradaban dalam puisi
Blues untuk Bonie
.................
Sembari jari-jari gagal digitarnya
Mencakar dan mencakar
Menggaruki rasa gatal di sukmanya
Karya : W.S Rendra
Sumber Horison Indonesia 1 : Kitab Puisi, 2002
d. Citraan Penciuman
Citraan penciuman atau pembauan disebut juga citra Olfactory. Dengan membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. Citraan atau pengimajian melalui indra penciuman ini akan memperkuat kesan dan maksa puisi.
Perhatikan puisi yang menggunakan citraan penciuman
Pemandangan Senjakala
Senjakala basah meredamkan hutan terbakar
Kelewat raksasa datang dari langit kelabu tua,
Bau bensi diudara, bau mayat, bau kotoran kuda
Karya : W.S Rendra
Sumber Horison Indonesia 1 : Kitab Puisi, 2002
e. Citraan Pencicipan atau pencecapan
citraan pencicipan disebut juga dengan gustatory, yakni citraan yang muncul dari puisi sehingga seakan-akan kita mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin, pahit, asam, manis, dan pedas.
Berikut contoh puisi yang menggunakan citraan pencicipan atau pencecapan
Pembicaraan
Hari mekar dan bercahaya
Yang ada surga neraka
Adalah rasa pahit di mulut
Waktu bangun pagi
f. Citraan gerak
dalam larik-larik puisi, kemampuan dapat menemukan citraan gerak atau kinestetik, yang dimaksud citraan gerak adalah gerak tubuh atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut. Munculnya citraan gerak membuat gambaran puisi menjadi lebih dinamis.
Berikut contoh citraan gerak dalam puisi
“Mimpi Pulang”
Disini aku berdiri berteman angin
Daun-daun coklat berguguran
Meninggalkan ranting pohon Oak yang mengeras
Dingin mulai menggigit telingaku
Ku perpanjang langkah kakiku
Diantara beton-beton tua yang tidak ramah mengawasiku
Gelap merayap menyusun langkah kakiku
Ah... Got sei dank! Masih ada burung-burung putih itu
Aku bagaikan pohon Oak
Di temani angin musim gugur masih tersisa
BAB III
PENUTUP
Demikian pembahasan dalam makalah ini semoga dapat memberikan pemahaman mengenai citraan kepada pembaca. Semoga pula dengan makalah ini dapat memptivasi pembacauntuk lebih giat dalam belajar mengenai citraan.
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat kepada kita sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengertian Citraan dan Unsur Intrinsik Citraan dalam Puisi”.
Sholawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju alam yang terang benerang, seperti yang saat ini kita rasakan.
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditugaskan oleh guru mata pelajaran kami yaitu Dra. Sciene Ferientina. Selain itu makalah ini juga ditunjukan untuk para pembaca yang ingin jauh mengetahui tentang “Pengertian Citraan dan Unsur Intrinsik Citraan dalam Puisi”.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih pada semua yang telah membantu pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat dibaca dan dipahami seperti sekarang ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Terimakasih semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Cirebon, Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
BAB II SASTRA MELAYUN KLASIK
2.1 Pengertian Puisi 2
2.2 Unsur Intrinsik Puisi 2
2.3 Definisi Citraan 2
2.4 Macam-macam Citraan 3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orang yan gbelum mengetahui tentang citraanm maka dari itu kami membuat makalah ini sebagai pengetahuan dan penjelasan apa itu citraan. Dalamkehidipan sehari-hari citraan itu sangat dibutuhkan untuk membuat suatu karya sastra, karena citraan merupakan unsure intrinsic dalam puisi.
Pembahasan mengenai citraan akan kami kaji dalam sebuah makalah inni, semoga para pembaca dapat mmahami isi kandungan dari makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud puisi?
Apa saja unsur intrinsik puisi
Apa yang dimaksud citraan?
Apa saja macam-macam citraan itu?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memberikan pengetahuan dan mpemahaman kepada yang belum mengetahui tentang citraan maupun sudah. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puisi
Puisi sebenarnya adalah salah satu hasil karya seseorang yang menciptakan duniana tersendiri. Ia menciptakan dengan penuh perenungan dan ekpresi hati paling dalam, oleh sebab itu sebuah puisi yang lahir dari tangan penyair atau Anda sendiri adalah curahan hati yang menggambarkan suasana batin.
2.2 Unsur Intrinsik Puisi
1. Diksi
Diksi adalah pemilihankata untuk mengungkapkan gagasan kata-kata dipilih, dicermati, dan dibuat sepadat dan selektif mungkin sehingga menghasilkan imajinasi dari suasana tertentu yang ingin diciptakan
2. Pengimajian
Pengimajian dalah usaha pengaturan atau penyusun jkata sehingga mekna yang abstrak menjadi jelas dan dapat mengungkapkan makna imajinasi.
3. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
4. Bahasa Figruratif (majas)
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengrasan. Majas digunakan penyair agar terhindar dari keterbatasan kata-kata denotative.
5. Rima Dan Ritma
Rima adalah pengulangan buni. Pengulangan bunyi ini saling berdekatan sehingga menimbulkan keindahan bunyi. Bunyi yang berirama harus ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Disamping rima, dikenal juga istilah ritma yakni pengulangan bunyi dari kata, frasa atau kalimat
2.3 Definisi Citraan
a. Citraan Dalam Puisi
citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Setiap gambar pikiran disebut citra atau maji (Image). Adapun gambar pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai, yang dihasilkan oleh penamngkapan kata terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (penglihatan). Jika dilihat pungsinya, citraan atau pengimajian lebih cenderung erfungsi untuk meningkatkan kembali apa yang telah dirasakan.
Dengan demikian citraan tidak membuat kesan baru dalam pikiran, kita akan kesulitan menggambarkan objek atau sesuatu yang disampaikan dalam puisi jika kita belumpernah sama sekali mengalami atau mengetahuinya. Oleh karena itu kita akan mudah memahami puisi jika memiliki simpanan imaji-imaji yang diperoleh dari pengalamannya.
2.4 Macam-macam Citraan
a. Citraan Penglihatan
Ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata) citraan ini merupakan yang paling sering digunakan penyair, citraan penglihataan mampu member rangsangan kepada indra penglihatan, sehingga hal-hal yan gtidak terlihat seolah-olah dapat dilihat.
Contoh citraan penglihataan dapat dilihat dari puisi berikut:
Perahu Kertas
Wktu masih kanak-kanak kau membuat
Perahu Kertas
Dan aku layarkan di tepi kali, alirannya sangat tenang,
Dan perahu bergoyang menuju lautan
Karya : Sapardi Djoko, Damono
Sumber Perahu Kertas, 1991
b. Citraan Pendengaran
berhubungan dengan kesandan gambaran yan gdiperoleh melalui indra pendengaran (telinga)
citraan ini dapat dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi bunyi, terbang, dendang, suara mengiang, berdentum-dentum, dan sayap-sayap.
Contoh citran pendengaran dalam puisi berikut:
Penerbangan Terakhir
Maka menangislah ruh bunyi itu keras-keras
Kedua tangan yang alit itu seperti kejang-kejang
Kakinya pun menerjang-nerjang
Suaranya melengkung lalu mengihba-hiba
Karya : Taufik Ismail
Sumber Horison Indonesia 1 : Kitab Puisi 2002
c. Citraan Peradaban
Citraan peradaban atau citraan taktual adalah citraan yang dapat dirsakan indra peraba (kulit) pada saat membaca atau mendengarkan larik-larik puisi.
Kita dapat menemukan diksi yang menyebabkan kita merasakan rasa nyeri, dingin, atau panas, karena perubahan suhu udara.
Berikut contoh citraan peradaban dalam puisi
Blues untuk Bonie
.................
Sembari jari-jari gagal digitarnya
Mencakar dan mencakar
Menggaruki rasa gatal di sukmanya
Karya : W.S Rendra
Sumber Horison Indonesia 1 : Kitab Puisi, 2002
d. Citraan Penciuman
Citraan penciuman atau pembauan disebut juga citra Olfactory. Dengan membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. Citraan atau pengimajian melalui indra penciuman ini akan memperkuat kesan dan maksa puisi.
Perhatikan puisi yang menggunakan citraan penciuman
Pemandangan Senjakala
Senjakala basah meredamkan hutan terbakar
Kelewat raksasa datang dari langit kelabu tua,
Bau bensi diudara, bau mayat, bau kotoran kuda
Karya : W.S Rendra
Sumber Horison Indonesia 1 : Kitab Puisi, 2002
e. Citraan Pencicipan atau pencecapan
citraan pencicipan disebut juga dengan gustatory, yakni citraan yang muncul dari puisi sehingga seakan-akan kita mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin, pahit, asam, manis, dan pedas.
Berikut contoh puisi yang menggunakan citraan pencicipan atau pencecapan
Pembicaraan
Hari mekar dan bercahaya
Yang ada surga neraka
Adalah rasa pahit di mulut
Waktu bangun pagi
f. Citraan gerak
dalam larik-larik puisi, kemampuan dapat menemukan citraan gerak atau kinestetik, yang dimaksud citraan gerak adalah gerak tubuh atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut. Munculnya citraan gerak membuat gambaran puisi menjadi lebih dinamis.
Berikut contoh citraan gerak dalam puisi
“Mimpi Pulang”
Disini aku berdiri berteman angin
Daun-daun coklat berguguran
Meninggalkan ranting pohon Oak yang mengeras
Dingin mulai menggigit telingaku
Ku perpanjang langkah kakiku
Diantara beton-beton tua yang tidak ramah mengawasiku
Gelap merayap menyusun langkah kakiku
Ah... Got sei dank! Masih ada burung-burung putih itu
Aku bagaikan pohon Oak
Di temani angin musim gugur masih tersisa
BAB III
PENUTUP
Demikian pembahasan dalam makalah ini semoga dapat memberikan pemahaman mengenai citraan kepada pembaca. Semoga pula dengan makalah ini dapat memptivasi pembacauntuk lebih giat dalam belajar mengenai citraan.
mkaasi
ReplyDeleteindah
ReplyDeleteoh gitu ya caranya
ReplyDeleteMakasih artikelnya gan, sangat bermanfaat sekalih
ReplyDelete