makalah Sistem Penerangan
Segala puji
hanya bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem Penerangan” tepat pada waktunya.
Sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabat dan semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga
akhir zaman.
Dalam
kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :Semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan penulisan Makalah selanjutnya.
Akhirnya kami
berharap semoga Makalah ini berguna khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.
Lemahabang,
Juni 2014
Penyusun
PEMBAHASAN
Sistem Penerangan Kendaraan
1. Definisi Sistem Penerangan
Sistem Penerangan adalah instalasi dari berbagai rangkaian
penerangan pada kendaraan atau semua sistem kelistrikan pada bodi kendaraan
yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenikmatan saat berkendara.
2. Fungsi Sistem Penerangan
Fungsi sistem penerangan adalah sebagai penerangan pada kendaraan
untuk memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain misalnya pada saat akan
membelok maupun akan berhenti sehingga pengendara lain lebih aman. Selain itu,
juga untuk memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok kanan
atau kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah habis dan
lain-lain, disamping itu juga untuk menambah kenikmatan saat berkendara.
3. Komponen Pembentuk Sistem Penerangan (Wiring Diagram)
Komponen Utama
Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain:
a. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik rangkaian.
Umumnya baterai pada kendaraan mempunyai tegangan 12
Volt
b. Fuse
Fuse berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan komponen dari
beban lebih / arus lebih.
c. Saklar / Switch
Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus atau
mengendalikan rangkaian.
d. Load
Load yaitu pengguna energi listrik kemudian diubah ke energi
lain. Misalnya energi listrik menjadi energi cahaya yaitu lampu, energi listrik
menjadi energi bunyi yaitu klakson ,dsb
e. Kabel
Kabel berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dan
mengalirkan arus listrik.
f. Massa
Massa berfungsi untuk menghubungkan antar komponen dengan
negatif baterai.
Komponen Bantu
Pembentuk Wiring Diagram Antara Lain:
a. Konektor
Konektor berfungsi sebagai penyambung antar kabel.
b. Sepatu Kabel
Sepatu kabel berfungsi sebagai penyambung antar kabel dengan
komponen.
c. Baut Massa
Baut Massa berfungsi untuk menghubungkan kabel negatif
dengan body kendaraan.
d. Pelindung Komponen
Pelindung Komponen berfungsi untuk melindungi komponen dari
kerusakan atau hubungsingkat / kongslet.
Komponen Tambahan
Dalam Wiring Diagram Antara Lain:
a. Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronik yang dapat
dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya.
Macam macam Relay:
a. Relay 4 Kaki Normaly Open.
b. Relay 4 Kaki Normaly Closed.
c. Relay Double Throw.
b. Flasher Unit
Flasher Unit digunakan untuk mengedipkan lampu tanda belok
dan lampu hazard secara interval.
Flasher Unit ada dua jenis yaitu:
Jenis Electronic
Flasher ini terbuat dari rangkaian electronic /
semiconductor.
Jenis Bimetal
Flasher ini
terbuat dari bimetal.
c. Saklar Kombinasi
Saklar kombinasi yaitu saklar yang mengendalikan instalasi
penerangan dan tanda pada kendaraan bermotor. Instalasi tersebut adalah:
• Kelompok lampu
kota, tail lamp, plat nomor, dan iluminasi.
• Kelompok lampu
kepala, blitz, dan indikator lampu jauh.
• Kelompok lampu
hazard, sein, dan indikator lampu sein.
• Klakson.
• Wiper dan Washer.
Macam Macam Saklar Kombinasi:
1. Saklar Kombinasi
yang Mengendalikan Lampu Kota dan Lampu Kepala
keterangan:
B/30 = Terminal yang dihubungkan dengan positif baterai.
OFF = Saklar tidak beroperasi.
58 = Terminal yang
dihubungkan dengan kelompok lampu kota.
56 =Terminal yang
dihubungkan dengan terminal 56 sakelar dimmer.
2. Saklar Dimmer
dan Blitz.
Saklar dimmer mengendalikan lampu kepala jauh atau pendek.
Sedangkan sakelar blitz mengendalikan lampu blitz (tembak).
keterangan:
B / 30 = Terminal untuk lampu blitz yang disambungkan dengan
positif baterai.
56 = Terminal
yang dihubungkan dengan terminal 56 sakelar kombinasi.
Hi / u = Terminal yang dihubungkan dengan lampu kepala jarak
jauh.
Lo = Terminal yang
dihubungkan dengan lampu kepala jarak dekat.
Lampu kepala dikendalikan oleh dua saklar yaitu saklar
kombinasi dan saklar dimmer. Sedangkan Lampu blitz dapat dioperasikan kapan
saja tanpa harus menyalakan lampu lain.
3. Saklar Lampu
Hazard dan Sein.
keterangan:
30 = Terminal lampu hazard dihubungkan dengan positif
baterai tanpa melalui main switch.
15 = Terminal lampu sein dihubungkan dengan positif baterai
melalui main switch.
X = Terminal yang
dihubungkan dengan terminal X Flasher Unit.
L = Terminal yang dihubungkan dengan terminal L Flasher
Unit.
Left = Terminal yang dihubungkan dengan lampu sein dan
indicator sein kiri.
Right = Terminal yang dihubungkan dengan lampu sein dan
indicator sein kanan.
Jika saklar hazard ON maka SEIN tidak bisa beroperasi.
4. Saklar Klakson
(Horn)
Saklar yang berfungsi untuk mengendalikan klakson. Saklar
ini merupakan pengendali negatif dengan jenis sakelar tekan.
keterangan:
54 = Terminal yang dihubungkan dengan terminal Relay no.86.
31 = Terminal yang dihubungkan dengan Massa.
d. Main Switch
Main Switch ( saklar utama ) disebut juga dengan switch
kontak / ignition switch.
keterangan:
B = Terminal yang
dihubungkan dengan positif baterai.
ACC = Terminal acecoris.
IG = Terminal
ignition / pengapian.
ST = Terminal
Starter.
Hubungan Antar Terminal Pada Main Switch:
4. Rangkaian Sistem Penerangan
a. Lampu Rem
b. Lampu Mundur
c. Klakson ( Horn )
d. Lampu Kota
e. Lampu Kepala
f. Lampu Hazard dan Sein
5. Analisa Gangguan Sistem Penerangan
Berikut ini beberapa gangguan yang sering terjadi pada
sistem penerangan:
a. Sumber tegangan
berkurang, penyebabnya:
• Habis.
• Drop tegangan.
b. Open circuit,
penyebabnya:
• Kabel putus.
• Sambungan kendor.
c. Over load,
penyebabnya:
• Pemakaian daya
yang berlebihan.
• Konsleting.
d. Komponen rusak.
e. Kesalahan
rangkaian.
Untuk mendeteksi gangguan-gangguan diatas dibutuhkan alat
diantaranya:
a. Avometer
(Multimeter).
b. Test Lamp (Test
Light).
c. Jumper Wire.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2010. Dasar Otomotif Wikipedia.org
Haryanto
Agus. 2010. Membuat Aplikasi Sederhana Microsoft Access.
Ilmukomputer.com
Anonymous.
2009. Pengantar Komputer dan Internet. Univ Kristen Duta Wacana.
Comments
Post a Comment
Masukan Komentar Anda