makalah tanaman obat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengetahuan tentang pengobatan tradisional dengan jamu, sudah
dikenal sejak periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya tukang meramu
jamu yang disebut Acaraki. Pada relief candi Borobudur sekitar tahun 800 – 900
masehi, juga menggambarkan adanya kegiatan membuat jamu.
Konon, pada zaman dahulu kala para selir raja yang jumlahnya
bisa mencapai 40 orang. Saling berlomba mempelajari ilmu meracik jamu. Semakin
bervariasi dan tinggi ilmu yang dimilikinya terutama untuk urusan area ’V’.
Maka kemungkinan untuk ‘didatangi’ sang raja akan semakin sering. Hingga
semakin berkembanglah metode dan racikan jamu untuk menyenangkan kaum lelaki,
bahkan akhir-akhir ini tampak semakin menjamur salon V spa untuk ratus vagina
yang memakai bahan dasar ramuan tradisional jamu Indonesia.
Berikut adalah beberapa resep tradisional jamu Indonesia yang mungkin bisa menjadi alternatif perawatan murah yang patut untuk dicoba, sebagai salah satu penghargaan dan pelestarian kekayaan leluhur bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan
masalah
a. Bagaimana
pengertian lingkungan?
b. Apa
saja unsur-unsur dari lingkungan?
c. Bagaimanakah
tentang kerusakan lingkungan?
d. Bagaiman
usaha kita dalam pelestarian lingkungan?
1.3 Tujuan
Penulisan
a. Mengetahui
pengertian lingkungan
b. Mengetahui
unur-unsur lingkungan hidup
c. Mengetahui
apa saja yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
d. Mengetahui
bagaimanakah cara nya kita melestarikan lingkungan
e. Untuk
memenuhi tugas kelompok Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
BAB
II
KAJIAN TEORI
Indonesia dan Obat Tradisional
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek
moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-obatan
tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiah
lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat,
mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik
bahan-bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari
satu generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang.
Di berbagai daerah di tanah air,
kita menemukan berbagai kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis
obat tradisional. Di Bali, misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa, usadha putih,
usadha tuju, dan usadha seri yang berisi berbagai jenis obat tradisional. Dalam
cerita rakyat seperti cerita Sudamala, dikisahkan bagaimana Sudamala berhasil
menyembuhkan mata pendeta Tambapetra yang buta. Demikian pula relief cerita
Mahakarmmawibhangga pada kaki Candi Borobudur, menggambarkan seorang
anak kecil yang sakit dan sedang diobati dua orang tabib. Salah satu relief
lainnya, juga memperlihatkan kegiatan seorang tabib sedang meracik obat.
Demikian pula dalam tradisi Melayu,
ditemukan naskah-naskah yang menyajikan resep obat-obatan. Naskah-naskah itu,
antara lain memuat berbagai jamusawan, jamu sorong, jamu untuk ibu hamil dan
melahirkan, obat sakit mata,obat sakit pinggang, hingga obat penambah nafsu
makan. Peralihan dari zaman Hindu-Budha ke zaman Islam, telah memperkaya
khazanah tradisi pengobatan dalam masyarakat kita. Berbagai buku kedokteran
Islam yang ditulis dalam bahasa Arab dan Persia, telah diterjemahkan baik ke
dalam bahasa Jawa maupun bahasa Melayu.Semua ini berlangsung tanpa terputus,
sampai bangsa kita mengenal ilmu kedokteran dari Eropa pada zaman penjajahan.
Di tengah-tengah serbuan obat-obatan
modern, jamu dan ramuan tradisional tetap menjadi salah satu pilihan bagi
masyarakat kita. Tidak hanya masyarakat di pedesaan, masyarakat di perkotaan
pun mulai mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini. Diberbagai pelosok tanah
air, dengan mudah kita menjumpai para penjual jamu gendong berkeliling
menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan menyegarkan. Demikian pula, kios-kios
jamu tersebar merata di seluruh penjuru tanah air. Jamu dan obat-obatan
tradisional, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat kita.
Keragaman obat-obatan tradisional di
tanah air, telah memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dan kesehatan bangsa
kita. Negara kita menjadi salah satu pusat tanaman obat di dunia. Ribuan jenis
tumbuhan tropis, tumbuh subur di seluruh pelosok negeri. Belum semua jenis
tanaman itu kita ketahui manfaat dan khasiatnya. Kita hanya berkeyakinan bahwa
Tuhan menciptakan semua jenis tumbuhan itu, pastilah tidak sia-sia. Semua itu
pasti ada manfaatnya. Olehkarena itu, perlu dilakukan konservasi sumber daya
alam, agar jangan ada jenis tanaman yang punah. Kebakaran hutan bukan saja
memusnahkan satwa dan fauna, tetapi juga menimbulkan polusi dan meningkatkan
suhu pemanasan global.
Jamu dan obat tradisional, sampai
saat ini belum dikembangkan secara optimal. Produksi jamu dan obat-obatan
tradisional lebih banyak diproduksi oleh homeindustry. Hanya sebagian kecil
jamu dan obat-obatan tradisional yang diproduksi secara masal melalui industri
jamu dan obat tradisional di pabrik-pabrik. Untuk meningkatkan kualitas, mutu,
dan produk jamu serta obat-obatan yang dihasilkan oleh masyarakat kita,
diperlukan kerjasama seluruh pihak yang terkait.Kerjasama itu dimaksudkan agar
jamu dan obat tradisional yang dihasilkan dapat bersaing, baik di pasar
regional maupun global.
Beredarnya jamu dan obat-obatan yang
tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obatdan Makanan, akan merugikan konsumen.
Di samping itu, secara ekonomi, beredarnya obat-obatan seperti itu justru akan
merusak citra obat tradisional. Citra yang rusak akhirnya akan memukul produksi
dan pemasaran obat-obatan tradisional, di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah,
terus berupaya melakukan pengawasan demi meningkatkan keamanan, mutu, dan
manfaat obat tradisional. Hal ini dilakukan agar masyarakat terlindung dari
obat tradisional yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Melalui penelitian dan pengembangan
yang cermat dan teliti, jamu dan obat-obatan tradisional dapat diarahkan untuk
menjadi obat yang dapat diterima dalam pelayanan kesehatan formal. Memang harus
kita akui, bahwa para dokter dan apoteker, hingga saat ini masih belum dapat
menerima jamu sebagai obat yang dapat mereka rekomendasikan kepada para
pasiennya. Akibatnya, pemasaran produk jamu tidak dapat menggunakan tenaga
detailer seperti pada obat modern.
Akhir-akhir ini, tampak adanya trend
hidup sehat pada masyarakat untuk menggunakan produk yang berasal dari alam.
Oleh karena itu, jamu dan obat-obatan tradisional perlu didorong untuk menjadi
salah satu pilihan pengobatan. Jamudan obat-obatan tradisional harus didorong
pula untuk menjadi komoditi unggulan yang dapat memberikan sumbangan positif
bagi meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kegiatan itu juga memberikan
peluang kesempatan kerja, dan mengurangi kemiskinan.
Penggolongan Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat bahan alam yang ada di
Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal
terstandar, dan fitofarmaka.
- Jamu (Empirical based herbalmedicine)

Logo Jamu Tradisional
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu
telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai
dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
- Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)

Logo Obat Herbal terstandar
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan
berharga mahal, ditambah dengant enaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan
maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi
maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar
kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar
pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akutmaupun kronis.
- Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)

Logo Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang
dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia
dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui,
pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji
memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis
untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga
bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara ilimiah.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Mengenal Tanaman Obat Keluarga
Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari tanaman
obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman
yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan
obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan.
Pemanfaatan Tanaman Obat
Sejak terciptanya manusia di
permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak itu pula
manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan
alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan
obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang
berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan
peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan
untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
- Demam panas
- Batuk
- Sakit perut
- Gatal-gatal
Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus
dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
- Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
- Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
- Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
- Jenis tanaman yang hampir punah
- Jenis tanaman yang masih liar
- Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
Fungsi Toga
Salah satu fungsi Toga adalah
sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi:
- Upaya preventif (pencegahan)
- Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
- Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi
lainnya yaitu:
- Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
- Sarana untuk pelestarian alam.
- Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
- Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
- Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
- Sarana untuk pemertaan pendapatan.
- Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
- Sarana keindahan.
Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
Petunjuk Penggunaan Tanaman Obat
Dalam menggunakan tumbuhan obat, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga hasil pengobatan yang maksima.
Bacalah dengan seksama semua petunjuk seputar timbuhan obat di bawah ini.
A.
WAKTU
PENGUMPULAN
Guna mendapatkan bahan yang terbaik
dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan
bahan berkhasiat
Berikut ini pedoman waktu
pengumpulan bahan obat secara umum.
- Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
- Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
- Buah dipetik dalam keadaan masak.
- Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
- Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
B.
PENCUCIAN
DAN PENGERINGAN
Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih,
sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan
bila diperlukan pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk
disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan
mengcegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat
disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering
juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
- Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
- Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
- Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.
C.
SIFAT
DAN CITA RASA
Didalam Traditional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam
sifat dan 5 macam cira rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara
pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu
ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan
hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut
dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat
yang bersifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas,
seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah atau denyut
nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis,
asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena
selain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dan kegunaan
tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa
manis berkhasiat tonik dan menyejukan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan
pengelat. Rasa pahit dapat mengilangkan panas dan lembab. Sementara rasa asin
melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga yang menambahkan cita
rasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh
kencing.
- CARA MEREBUS RAMUAN OBAT
Perebusan umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik,
atau panic email,. Pot keramik dapat dibeli di took obat tradisional Tionghoa.
Panic dari besi, alumunium atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk
merebus. Hal ini diingatkan karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan,
konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknya racun atau menimbulkan efek
samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.
Gunakan air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahan dimasukkan ke dalam pot tanah. Masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat.
Gunakan air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahan dimasukkan ke dalam pot tanah. Masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat.
Lakukan perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan.
Apabila nyala api tidak ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api
besar sampai airnya mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air
rebusan meluap atau terlalu cepat kering. Meski demikian, adakalanya api besar
dan api kecil digunakan sendiri-sendiri sewaktu merebus baha obat. Sebagai
contoh, obat yang berkhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil sehingga
zat berkhasiatnya dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air rebusan. Demikian
pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus dengan api yang kecil
dalam waktu yang agak lama, sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya.
Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan obat yang dimaksudkan agar
pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebih dari zat yang merupakan
komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.
- WAKTU MINUM OBAT
Bila tidak terdapat petunjuk pemakaian, biasanya obat
diminum sebelum makan kecuali obat tersebut merangsang lambung maka diminum
setelah makan. Obat berkhasiat tonik diminum sewaktu perut kosong, dan obat
berkhasiat sedative diminum sewaktu ingin tidur. Pada penyakit kronis diminum
sesuai jadwal secara teratur. Rebusan obat bisa diminum sesering mungkin sesuai
kebutuhan atau diminum sebagai pengganti teh.
- CARA MINUM OBAT
Obat biasanya diminum satu dosis sehari yang dibagi untuk
2-3 kali minum. Umumnya diminum selagi hangat, terutama untuk pengobatan
sindroma luar. Setelah minum obat, pakailah baju tebal atau tidur berselimut
supaya tubuh tetap hangat dan mudah mengeluarkan keringat.
Untuk pengobatan sindroma panas, obat diminum dalam keadaan dingin. Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat diminum dalam keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik, diminum sedikit demi sedikit tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek pengobatan tercapai.
Untuk pengobatan sindroma panas, obat diminum dalam keadaan dingin. Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat diminum dalam keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik, diminum sedikit demi sedikit tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek pengobatan tercapai.
- LAMA PENGOBATAN
Tumbuhan obat yang masih berupa simplisia, hasil
pengobatannya tampak lambat, namun sifatnya konstruktif atau membangun. Hal ini
berbeda dengan obat kimiawi yang hasil pengobatannya terlihat cepat namun
destruktif. Oleh karena itu, obat yang berasal dari tumbuhan tidak dianjurkan
penggunaannya untuk penyakit-penyakit infeksi akut. Tumbuhan obat lebih
diutamakan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis yang tidak
dapat disembuhkan dengan obat kimiawi, atau memerlukan kombinasi antara obat
kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. lingkungan hidup tersusun dari
berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik,
abiotik, dan sosial budaya.
2. Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan
dari lingkungannya.
3. Usaha-usaha pelestarian lingkungan
hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Karena dengan lingkungan yang tercemar maka kehidupan kita di
muka bumi ini tidalk akan nyaman.
3.2 Saran
-
Setelah kita mengetahui tentang masalah
lingkungan maka diharapkan pembaca dapat menerngakan apa
yang dimaksud dengan lingkungan serta selukl beluknya.
-
Kami
sangat senang dengan adanya tugas-tugas seperti ini karena dapat lebih
memperluas atau memperdalam pengetahuan
tentang pelajaran yang diperoleh disekolah. Sebaiknya referensi nya
diperbanyak agar pembahasannya lebih luas.
-
Kami
berharap tugas-tugas seperti ini akan terus dipertahankan kedepannya
DAFTAR
PUSTAKA
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/melestarikan-lingkungan-suatu-upaya.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelestarian_lingkungan_hidup
KATA
PENGANTAR
Segala puji hanya bagi
Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang mngambil tema Pelestarian lingkungan.
Sholawat dan salam kami
sampaikan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat dan semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini
tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Neni Anggraeni, S.Pd. selaku Guru
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
2.
Orang tua yang selalu memberikan do’a
dan motivasinya
3.
Teman-teman yang telah menyumbangkan
buah fikirannya
4.
Semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini
Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata pelajaran bahasa Indonesia di
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Karangsembung.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif demi perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
Akhirnya kami
mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi semua pihak.
Cirebon, Februari 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………....................... i
DAFTAR ISI …………………………………….…………………................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ……………..……….…………………………......... 1
1.2 Rumusan
Masalah ………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………………......... 1
BAB II
PELESTARIAN LINGKUNGAN
A.
Unsur-unsur lingkungan …………………...……………..…..............
2
B. Arti Penting Lingkungan ………………………………......................
2
C.
Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Penyebabnya ............................... 2
D.
Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup……................................
3
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ……………..………………………................................
5
3.2
Saran …………………………..…………..........................................
5
DAFTAR PUSTAKA ………………………..……………………….................
6
MAKALAH
PELETARIAN
LINGKUNGAN
Disusun oleh
Kelompok 3
Ø Didi
Akhmadi
Ø M.
Syafi’i
Ø M.
Johan N.H
Ø M.
Tayo Tarmadi
Ø Nani
Setiani
Ø Siti
Ma’rifah
Kelas
: IX C
thanks for sharing.
ReplyDeleteObat Perangsang Wanita
Obat Kuat Pria
Obat Pelangsing Badan
Obat Pembesar Penis
Obat Penggemuk Badan
Obat Peninggi Badan
Obat Penyubur Sperma
obat perangsang
Obat Perangsang Cair
Obat Perangsang Serbuk
Obat Perangsang Oles
Parfum Perangsang
Permen Perangsang
Makalah tentang tanaman obatnya bagus :)
ReplyDeleteNice posting :)
BONEKA FULL BODY SILICON
ReplyDeleteHAMMER OF THOR'S ASLI
VAGINA SENTER ELEKTRIK
CREAM KUDA HITAM ASLI
VIMAX ASLI CANADA
PENIS MUTIARA MAJU MUNDUR
OBAT PERANGSANG SEMPROT
PERANGSANG SEX DROP
VAKUM PEMBESAR PENIS
VIBRATOR MIC